Beranjak seiring dengan waktu, Jepang
telah jatuh karena dibombardir sekutu pada 14 Agustus 1945. Rakyat Indonesia
sadar bahwa ini sebuah momentum untuk segera bertindak untuk menyatakan
kemerdekaan. Alasan Jepang tidak bertindak lebih disebabkan karena momentum di
mana Pemerintah Jepang merasa terikat kepada perintah Sekutu untuk
mempertahankan keadaan status quo dan mereka sedang mengalami sesuatu
kegoncangan mental setelah mengalami kalah
perang, sehingga ingin menghindari
adanya suatu konflik bersenjata sepanjang keadaannya masih dalam batas
toleransi mereka. Menurut kenyataan sejarah, Bangsa Indonesia telah mengalami
Proklamasi.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di
Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di
Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh
mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang
bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin
terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat
proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda
tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk
oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri,
bukan pemberian Jepang.
Kedatangan
Tentara Inggris & Belanda
Setelah kekalahan pihak Jepang,
rakyat dan pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang.
Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah.
Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15
September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di
Surabaya pada 25 Oktober 1945. Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung
dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas
nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para
tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke
negerinya. Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi
mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri
jajahan Hindia Belanda. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut
membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut. Hal ini
memicu gejolak rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat
Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar